KERAWANG-JABAR, HastagBerita – Aktivitas caving 15
mahasiswa Karawang dan Purwakarta di Gua Lele, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten
Karawang, Jawa Barat, berujung nahas. Meski membawa perlengkapan lengkap dan
memiliki keterampilan teknik single rope, tiga orang tewas karena tak sempat menyelamatkan
diri. Perubahan cuaca yang cepat membawa air memenuhi gua tersebut.
mahasiswa Karawang dan Purwakarta di Gua Lele, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten
Karawang, Jawa Barat, berujung nahas. Meski membawa perlengkapan lengkap dan
memiliki keterampilan teknik single rope, tiga orang tewas karena tak sempat menyelamatkan
diri. Perubahan cuaca yang cepat membawa air memenuhi gua tersebut.
“Sebetulnya tim
membawa alat-alat yang lengkap. Tim membawa 50 meter tali karmantel statis,
senter hingga dua set radio HT,” ucap Wido Arya Ritaldi, Ketua Umum
Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Singaperbangsa Karawang (Mapalaska),
melalui telepon, Senin (23/12/2019).
membawa alat-alat yang lengkap. Tim membawa 50 meter tali karmantel statis,
senter hingga dua set radio HT,” ucap Wido Arya Ritaldi, Ketua Umum
Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Singaperbangsa Karawang (Mapalaska),
melalui telepon, Senin (23/12/2019).
Lima anggota tim,
yang turun ke dasar gua, sambung Wido, memiliki keterampilan bergerak di medan
vertikal atau horisontal menggunakan tali. Bahkan, menurut Wido, tim sudah
sering melakukan caving di Gua Lele.
yang turun ke dasar gua, sambung Wido, memiliki keterampilan bergerak di medan
vertikal atau horisontal menggunakan tali. Bahkan, menurut Wido, tim sudah
sering melakukan caving di Gua Lele.
Saat masuk ke Gua
Lele, tim harus merangkak melewati mulut gua yang sempit. Sejumlah penjelajah
gua di Jawa Barat mengenal mulut Gua Lele dengan sebutan ‘lubang jarum’.
Lele, tim harus merangkak melewati mulut gua yang sempit. Sejumlah penjelajah
gua di Jawa Barat mengenal mulut Gua Lele dengan sebutan ‘lubang jarum’.
“Saat masuk ke
Gua Lele, delapan orang merangkak melewati celah vertikal sempit sepanjang
tujuh meter. Celah itu dikenal ‘lubang jarum’ karena sempit,” tutur Wido.
Gua Lele, delapan orang merangkak melewati celah vertikal sempit sepanjang
tujuh meter. Celah itu dikenal ‘lubang jarum’ karena sempit,” tutur Wido.
Setelah melewati
celah vertikal, menurut Wido, kontur gua berubah menjadi horisontal. Di sana,
tim menggunakan tali karmantel statis untuk turun ke bawah. “Lima orang
turun ke bawah sementara tiga orang berjaga,” kata Wido.
celah vertikal, menurut Wido, kontur gua berubah menjadi horisontal. Di sana,
tim menggunakan tali karmantel statis untuk turun ke bawah. “Lima orang
turun ke bawah sementara tiga orang berjaga,” kata Wido.
Dalam ruang gelap
itu, pencahayaan hanya mengandalkan senter yang terpasang di helm masing-masing
anggota. Satu-per satu anggota turun ke bawah. “Komunikasi saat itu
lancar. Tim yang turun berkomunikasi dengan tiga orang di luar gua menggunakan
radio HT. Tim yang turun sempat melaporkan posisi mereka saat sampai di
kedalaman lima belas meter yang disebut pitch pertama,” tutur Wido.
itu, pencahayaan hanya mengandalkan senter yang terpasang di helm masing-masing
anggota. Satu-per satu anggota turun ke bawah. “Komunikasi saat itu
lancar. Tim yang turun berkomunikasi dengan tiga orang di luar gua menggunakan
radio HT. Tim yang turun sempat melaporkan posisi mereka saat sampai di
kedalaman lima belas meter yang disebut pitch pertama,” tutur Wido.
Lima orang anggota
tim dari Unsika kemudian memutuskan terus turun untuk mencapai dasar Gua Lele.
Mereka adalah Dimas Rizki Kurniawan (18), Evo Rahmat Yulistiadi (21), Erisya
Rifania (20), Arif Rindu Arrafah (18), dan Ainan Fatmatuzzaroh (19).
tim dari Unsika kemudian memutuskan terus turun untuk mencapai dasar Gua Lele.
Mereka adalah Dimas Rizki Kurniawan (18), Evo Rahmat Yulistiadi (21), Erisya
Rifania (20), Arif Rindu Arrafah (18), dan Ainan Fatmatuzzaroh (19).
Setelah 10 meter
dari pitch pertama, ungkap Wido, tim menemukan lorong sedalam 5 meter yang
biasa disebut bottom. “Bottom ini lorong terakhir sebelum sampai di dasar
gua,” ujarnya.
dari pitch pertama, ungkap Wido, tim menemukan lorong sedalam 5 meter yang
biasa disebut bottom. “Bottom ini lorong terakhir sebelum sampai di dasar
gua,” ujarnya.
Secara total, kata
Wido, tim menuruni lorong vertikal sekira 30 meter. Setelah melewati berbagai
lorong vertikal tersebut, tim kemudian sampai di ruang luas seperti aula.
Wido, tim menuruni lorong vertikal sekira 30 meter. Setelah melewati berbagai
lorong vertikal tersebut, tim kemudian sampai di ruang luas seperti aula.
“Di aula, tim
menjumpai saluran air bawah tanah,” katanya.
menjumpai saluran air bawah tanah,” katanya.
“Semua
perpindahan posisi sempat dilaporkan menggunakan HT,” Wido menambahkan.
perpindahan posisi sempat dilaporkan menggunakan HT,” Wido menambahkan.
Namun, tiga tim yang
berjaga di luar gua tak menyangka cuaca terik tiba-tiba berubah cepat. Tiga tim
melaporkan kemunculan awan mendung pada pukul 14.30 WIB, Minggu (22/12/2019).
berjaga di luar gua tak menyangka cuaca terik tiba-tiba berubah cepat. Tiga tim
melaporkan kemunculan awan mendung pada pukul 14.30 WIB, Minggu (22/12/2019).
Tiga orang yang
berjaga di dalam mulut gua, tutur Wido, mengabari kelima orang yang berada di
dasar Gua Lele. “Mencoba berbagai cara. Selain melaporkan perubahan cuaca
melalui HT, tim jaga juga sampai berteriak ke dalam bawah gua,” kata Wido.
berjaga di dalam mulut gua, tutur Wido, mengabari kelima orang yang berada di
dasar Gua Lele. “Mencoba berbagai cara. Selain melaporkan perubahan cuaca
melalui HT, tim jaga juga sampai berteriak ke dalam bawah gua,” kata Wido.
Mendengar peringatan
turun hujan, Wido menjelaskan, seluruh tim berupaya naik ke atas. Tak lama
kemudian hujan deras turun. Air yang menggenang di permukaan gua mulai masuk ke
‘lubang jarum’ mulut Gua Lele. “Di dalam gua seperti banjir. Air menerjang
segala penjuru dengan cepat,” kata Wido.
turun hujan, Wido menjelaskan, seluruh tim berupaya naik ke atas. Tak lama
kemudian hujan deras turun. Air yang menggenang di permukaan gua mulai masuk ke
‘lubang jarum’ mulut Gua Lele. “Di dalam gua seperti banjir. Air menerjang
segala penjuru dengan cepat,” kata Wido.
Alhasil, Dimas Rizki
kurniawan (18), Evo Rahmat Yulistiadi (21), Erisya Rifania (20), Arif Rindu
Arrafah (18), dan Ainan Fatmatuzzaroh (19) terjebak di dalam gua bersama air
yang terus menerjang. “Setelah air mulai surut tim terus mencoba
mengevakuasi kelima orang yang terjebak,” ucap Wido.
kurniawan (18), Evo Rahmat Yulistiadi (21), Erisya Rifania (20), Arif Rindu
Arrafah (18), dan Ainan Fatmatuzzaroh (19) terjebak di dalam gua bersama air
yang terus menerjang. “Setelah air mulai surut tim terus mencoba
mengevakuasi kelima orang yang terjebak,” ucap Wido.
Di kedalaman 30
meter, lima orang yang terjebak dikabarkan panik karena kehabisan oksigen.
“Korban panik pada saat air di dalam gua dan kehabisan oksigen. Dan cukup
lama juga terjebak di dalam gua sampai berhasil dievakuasi nya,” kata
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Bandung Deden Ridwansyah.
meter, lima orang yang terjebak dikabarkan panik karena kehabisan oksigen.
“Korban panik pada saat air di dalam gua dan kehabisan oksigen. Dan cukup
lama juga terjebak di dalam gua sampai berhasil dievakuasi nya,” kata
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Bandung Deden Ridwansyah.
Setengah jam
kemudian, tim menemukan Dimas dan Evo dalam keadaan pingsan. Tim penyelamat
sempat kesulitan mencari tiga korban yang terjebak. Setelah hampir 13 jam
mencari ke kedalaman, tim akhirnya menemukan Erisya, Alief dan Ainan. Namun
nahas ketiga mahasiswa Unsika itu tak selamat. [detik]
kemudian, tim menemukan Dimas dan Evo dalam keadaan pingsan. Tim penyelamat
sempat kesulitan mencari tiga korban yang terjebak. Setelah hampir 13 jam
mencari ke kedalaman, tim akhirnya menemukan Erisya, Alief dan Ainan. Namun
nahas ketiga mahasiswa Unsika itu tak selamat. [detik]
Komentar