Bhima memandang, penurunan ekonomi saat ini bisa disandingkan dengan krisis besar (great depression) yang pernah melanda dunia pada 1930-an. Saat itu, bukan hanya sektor keuangan yang ambyar, tapi juga seluruh sektor riil.
“Kalau kita lihat, WTO (Organisasi perdagangan dunia) bilang hati-hati dengan kondisi saat ini, karena kedalaman krisisnya mungkin sama dengan 1930 walaupun penyebabnya saat itu bukan pandemi, tapi sisi keuangan dan sektor riil sudah pas kenanya,” ujarnya dalam diskusi daring dilihat Senin (11/5/2020).
“Jadi ini sangat dalam menurut saya,” imbuhnya. Pada sisi lain, pemerintah dinilai tidak siap untuk menopang ketahanan ekonomi nasional.
Dia memandang, paket stimulus untuk masyarakat masih kecil. Pada sisi lain, ruang fiskal pemerintah semakin terbatas untuk menangani wabah.
“Sebelum pandemi sudah banyak masalah, pemerintah gila-gilaan utang lima tahun terakhir,” tuturnya.
Hingga Joko Widodo naik tahta untuk periode kedua, tercatat jumlah utang pemerintah bertambah Rp2.716,28 triliun.
Komentar